12 Desember, 2011

Kenanganku

Suara derai hujan bagai irama jeritan hatiku
Mengiris pilu tanpa ku tahu apa sebabnya
Sebersit kenangan lalu mengusik kalbu
Derai hujan, wakilkan aku tuk sampaikan salam rinduku padanya

Penantianku

Mentari hampir pergi, tenggelam tertutup awan. Meski begitu, aku tahu bumi tetap berputar, karena ia tak mungkin berdiam. Tak mungkin tertahan dan berhenti hanya untuk menunggu mentari kembali datang.
Malam itu, aku merindukannya lagi. Untuk kesekian kali, aku lebih suka menyebut kerinduanku dengan kebodohan. Kebodohan yang telah mati-matian dia tentang. Tapi aku tak juga menyerah untuk kerinduanku. Berpuluh-puluh kali aku mencoba menghubunginya, dalam pekat rembulan yang tak malu-malu menampakkan diri. Namun hingga rembulan berteduh dari hujan, dia tak juga memberi kabar. Aku masih menunggu. Dalam derai hujan yang mendesis pilu. Tetapi dia membiarkan aku terjaga untuk menunggunya.